DEPRESI
Depresi adalah defisiensi norepinefrin (NE) dan atau serotonin (ST) dalam otak, atau suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Depresi merupakan suatu penyakit yang melibatkan tubuh, perasaan, dan pikiran. Penyakit ini mempengaruhi cara makan, tidur, mempengaruhi penilaian kita terhadap diri sendiri, dan mempengaruhi penilaian kita terhadap sekitar. Gejala lain yang berkaitan dengan suasana perasaan depresi adalah gejala anhedonia yaitu suatu ketidakmampuan untuk mendapatkan kenikmatan dari sesuatu yang sebelumnya telah disenangi. Hal ini berbeda dengan rasa sedih atau sedang tertekan untuk beberapa jam atau beberapa hari. Ini merupakan kondisi yang tidak dapat di hilangkan begitu saja.
Sekitar 10% orang yang mengunjungi dokter untuk keluhan psikisnya sesungguhnya menderita depresi.
Depresi mulai timbul pada usia 20, 30 atau 40 tahun.
Suatu episode depresi biasanya berlangsung selama 6-9 bulan, tetapi pada 15-20% penderita bisa berlangsung sampai 2 tahun atau lebih.
Episode depresi cenderung berulang sebanyak beberapa kali.
Depresi situasional adalah depresi yang terjadi setelah suatu peristiwa traumatik, seperti kematian orang yang dicintai.
Depresi endogenous adalah depresi tanpa penyebab yang pasti.
Sigmund Freud, bapakpsikologi modern, melihat depresi sebagai reaksi terhadap kehilangan.Freud sampai pada kesimpulan depresi sebagai kehilangan melalui
pengamatan terhadap kesamaan antara perasaan berkabung - sebuah
reaksi normal terhadap kehilangan seseorang yang sangat dekat dengan
kita - dan depresi. Tetapi dalam banyak kasus lainnya, ternyata
ketika orang merasa depresi, tidak ada kehilangan yang jelas dalam
hidup mereka. Namun selanjutnya Freud menyimpulkan bahwa kehilangan
yang dimaksud tidaklah perlu kehilangan yang benar-benar nyata,
mungkin saja kehilangan tersebut berupa kehilangan status atau
harapan atau citra diri pribadi.
dari lubang depresi atau ketakutan yang berlebihan : yaitu kegiatan
atau tindakan yang kita lakukan, pikiran kita dan sistem pendukung
yang kita miliki. Depresi ataupun ketakutan akan mencoba
menenggelamkan kita ketika kita berusaha mengatasi krisis yang kita
hadapi, dan kita perlu mewaspadai hal ini. Ketika kita merencanakan
untuk melakukan sesuatu untuk menghadapi krisis pikiran depresif akan
melemparkan blok-blok penghambat dijalan perubahan, mengisi pikiran
kita dengan pikiran yang suram, negatif dan pesimis : "Tidak ada
gunanya mencoba hal itu"; "Hal itu tidak akan membuat perbedaan".
Pemikiran-pemikiran seperti itu menghambat kita dari kesempatan untuk
menggunakan sumber daya kita sendiri dan untuk mulai masuk kedalam
jalan perubahan menuju realitas baru yang kita harapkan.
Bentuk-bentuk Depresi
Maxmen (1986) mengklasifikasikan depresi dalam empat model yaitu:
- Depresi model endogenus dan reaktif. Depresi endogenus adalah depresi yang sumbernya karena faktor biologis sedangkan depresi reaktif bersumber karena faktor-faktor psikologis.
- Depresi model primer dan sekunder. Depresi primer tidak didahului oleh suatu penyakit, sedangkan depresi sekunder didahului oleh penyakit fisik atau penyakit mental.
- Depresi model unipolar dan bipolar. Depresi bipiolar mempunyai riwayat episode mania atau hipomania, sedangkan depresi unipolar tidak mempunyai sejarah episode mania atau hipomania.
- Depresi model psikotik dan depresi neurotik. Depresi psikotik adalah depresi yang parah sedangkan depresi neurotik adalah depresi yang lebih ringan.
Martin (dalam Hadi 2004), menyebutkan ada tiga jenis depresi, yaitu
- Depresi eksogenus, adalah depresi yang terjadi karena faktor dari luar, seperti “kehilangan” sesuatu atau seseorang
- Depresi endogenus, adalah depresi yang terjadi karena faktor dari dalam, seperti gangguan hormon, gangguan kimia dalam otak atau susunan saraf
- Depresi neurotik, adalah depresi yang terjadi apabila depresi reaktif tidak terselesaikan secara baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stres dan kecemasan yang telah ditimbun dalam waktu yang lama.
PENYEBAB DEPRESI :
Ada dua penyebab depresi yaitu endogen serta eksogen. Depresi endogen merupakan depresi yang disebabkan dari dalam, sedangkan eksogen berasal dari luar atau kontribusi lingkungan. Untuk depresi endogen tidak ada cara lain selain menggunakan obat-obatan untuk menstabilkan kadar cairan neurotransmitter yang tidak seimbang dalam otak. Sementara, depresi eksogen bisa diberikan perawatan, seperti terapi kognitif, psikoterapi suportif,. Selama ini kalangan medis menggunakan obat golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). SSRI bekerja hanya berefek tunggal sehingga biasanya tidak mampu mengatasi relapse (kekambuhan) dan recurrent (kasus berulang). Akibatnya, gejala sisa depresi dengan manifestasi bermacam-macam masih belum teratasi.
Keterangan: Gambar diatas adalah neurons (sel saraf) didalam otak berkomunikasi melalui neurotransmitters.
- Faktor Hormon – meliputi perubahan siklus menstruasi, kehamilan, keguguran, pasca melahirkan, menjelang menopause, dan saat menopause.
- Stres- pekerjaan, rumah, orang tua tunggal, merawat anak dan orang tua yang lanjut usia.
- Riwayat keluarga- diturunkan; namun, dapat juga muncul pada orang tanpa riwayat keluarga yang mengalami riwayat depresi.
- Penyakit- stroke, serangan jantung, kanker
- Gangguan kimia- ada perubahan kimia di otak,
Kelainan Fisik yang Dapat Menyebabkan Depresi
1. Efek samping obat-obatan
- Amfetamin
- Obat anti-psikosa
- Beta bloker
- Simetidin
- Pil KB
- Sikloserin
- Indometasin
- Air raksa
- Metildopa
- Reserpin
- Talium
- Vinblastin
- Vinkristin
2. Infeksi
- AIDS
- Influenza
- Mononukleosis
- Sifilis (stadium lanjut)
- Tuberkulosis
- Hepatitis virus
- Pneumonia virus
3. Kelainan hormonal
- Penyakit Addison
- Penyakit Cushing
- Hiperparatiroidisme
- Hipotiroidisme dan hipertiroidisme
- Hipopituitarisme
4. Penyakit jaringan ikat
- Artritis rematoid
- Lupus eritematosus sistemik
5. Kelainan neurologis
- Tumor otak
- Cedera kepala
- Sklerosis multipel
- Penyakit Parkinson
- Tidur apneu
- Stroke
- Epilepsi lobus temporalis
6. Kelainan gizi
- Pellagra (kekurangan vitamin B6)
- Anemia pernisiosa (kekurangan vitamin B12)
7. Kanker
- Kanker perut (indung telur, usus besar)
- Kanker yang menyebar ke seluruh tubuh.
Gejala Depresi
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik & sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan. Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang lain. Menurut Frank J., Bruno dalam Bukunya Mengatasi Depresi (1997) mengemukan bahwa ada beberapa tanda dan gejala depresi, yakni:
a. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan,
b. Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika kondisinya telah parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah makan.
c. Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain pihak banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur,
d. Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya.
e. Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk mengatakan atau merasa, saya selalu merasa lelah atau saya capai. Ada anggapan bahwa gejala itu disebabkan oleh faktor-faktor emosional, bukan faktor biologis.
f. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, saya menyia-nyiakan hidup saya, atau saya tidak bisa mencapai banyak kemajuan, seringkali terjadi.
g. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk memecahkan masalah secara efektif. Keluhan umum yang sering terjadi adalah, saya tidak bisa berkonsentrasi.
h. Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan alcohol atau narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan, terutama kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya menjadi gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri secara tidak langsung.
i. Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang sebenarnya, merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung.
MENGOBATI DEPRESI
Ketika didiagnosa, banyak keadaan depresi dapat menggunakan terapi, obat berupa antidepresan, ataupun keduanya. Beberapa orang dengan bentuk depresi ringan akan membaik hanya dengan bantuan tenaga profesional saja. Namun, ada beberapa dengan keadaan depresi yang sedang hingga berat membutuhkan obat anti depresi. Dan butuh waktu mingguan hingga bulanan. Dan ada beberapa orang yang mengalami perbaikan dengan kedua jenis pengobatan tersebut; terapi dan obat.
Diperlukan obat antidepresan yang memiliki kerja ganda sehingga dapat berdampak sinergis dalam menangani gejala,yaitu SNRI (serotonin nor epinephrine reuptake inhibitor). Golongan obat ini bekerja ganda dengan mencegah relapse serta reccurent. Amfetamin yang akan meningkatkan pelepasan dan menghambat ambilan kembali transmiter ST/NE , atau zat yang menghambat deaktivasi ensim monoaminoksidase (MAO inhibitor) akan memperbaiki defisiensi neurokomiawi dan perilaku dengan cara meningkatkan kadar NE/ST dalam sinap . Risiko kekambuhan dan kasus berulang, kekronisan, dan resistansi pengobatan dapat meningkat seiring dengan munculnya episode baru depresi.
Pengobatan depresi bertujuan untuk mengembalikan peran serta fungsi, menghilangkan gejala,serta meningkatkan kualitas hidup. Sebagian besar gangguan depresi dapat diobati sehingga harus dilakukan secara komprehensif menyertakan dukungan keluarga, dan lingkungan sosial.
Pengobatan depresi jangka pendek bisa saja efektif bagi beberapa pasien yang mengalami episode depresi tunggal dan memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami episode baru depresi. Banyak pasien mengalami depresi kronis untuk waktu lama dan mayoritas pasien yang mengalami episode depresi mayor akan mengalami kasus berulang bahkan kasus berulang ganda. Dengan demikian tiap pasien membutuhkan penanganan berbeda. Keluhan somatik sebagai bagian gejala depresi sering diobati sebagai gejala penyakit fisik,sedangkan depresinya tetap tersamar. Sebagian besar pasien depresi akan mengalami kekambuhan yang akan meningkatkan beban penyakit, seperti gejala semakin parah atau risiko kambuh selanjutnya akan semakin besar.
M. vaccae
M. vaccae adalah bakteri yang tidak berbahaya yang ditemukan di dalam tanah yang bisa menggantikan Prozac (Fluoxetine hydrochloride, zat anti depresi).M. vaccae dapat mengurangi depresi sebagai akibat adanya produksi serotonin, yaitu sel syaraf pembawa antidepresi di dalam otak. Karena halangan darah otak melindungi kita dari bakteri, bagaimana ini bisa terjadi? Sistem kekebalan ini mempunyai dua macam sel Th yang diaktifkan : Th1 (T helper 1) and Th2 (T helper 2). Sel Th1 menyerang pathogen dalam sel, sementara sel Th2 menyerang pathogen diluar sel. Kadang-kadang Th2 lymphocytes 'lepas tangan', menyebabkan adanya respons kekebalan yang berlebihan atau reaksi alergi terhadap substansi yang tak merugikan. Mereka juga 'campur tangan' dengan kemampuan Th1 melawan infeksi.
Memasukkan M. vaccae, yang mempunyai suatu efek bercabang dua. Pertama, ia mendorong sel-sel T yang dengan segera bekerja mengembalikan keseimbangan antara Th1 dan Th2, mengurangi alergi, penyakit TBC, dan gejala kanker. Kedua, dan ini adalah dimana Dr. Christopher Lowry dan rekannya dari
Vagus nerve stimulation/VNS
Beberapa dokter meresepkan perangsang jiwa (psychostimulant), obat yang dipakai untuk mengoPengobatan depresi baru yang dikenal sebagai perangsang saraf vagus (vagus nerve stimulation/VNS) sudah disetujui di AS. Sebuah pembangkit berukur kurang lebih sama dengan jam tangan ditanam di bawah kulit dada. Alat ini mengirim sinyal pada bagian otak yang terkait dengan suasana hati dan kegelisahan.bati gangguan defisit (deficit disorder).
Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Penderita yang meminum obat golongan MAOIs harus menjalani sejumlah pengaturan diet dan larangan tertentu. Mereka sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung tiramin, misalnya bir, anggur merah (termasuk sherry), kopi manis, makanan yang terlalu matang, salami, keju tua, ekstrak jamur dan kecap.
Mereka harus menghindari obat-obatan seperti fenilpropanolamin dan dekstrometorfan, yang menyebabkan pelepasan adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah yang hebat secara tiba-tiba.
Penderita yang meminum MAOIs biasanya diharuskan membawa obat penawar (misalnya klorpromazin atau nifedipin) setiap saat. Jika timbul nyeri kepala berdenyut dan hebat, maka obat penawar ini harus diminum dan segera pergi ke rumah sakit terdekat. MAOIs jarang digunakan karena menimbulkan kesulitan dalam pembatasan diet dan larangan tertentu, sehingga hanya diberikan kepada penderita yang tidak menunjukkan perbaikan dengan anti-depresi lainnya.
St John's Wort
St John's Wort merupakan obat herbal yang telah menjadi subyek perdebatan yang luas. Ada beberapa bukti bahwa ia dapat memerangi depresi ringan, namun dua penelitian besar telah menunjukkan bahwa itu tidak cukup efektif terutama terhadap depresi berat. Menggunakan St John's Wort dengan obat anti depresi (SSRIs) dapat mengakibatkan "serotonin syndrome," dicirikan mengancam kondisi nyawa oleh agitation, demam, berkeringat, denyut jantung cepat, dan gangguan neuromuscular termasuk kekakuan atau serangan (jantung). St. John’s Wort dipakai secara luas untuk mengobati depresi. Namun jamu ini berinteraksi dengan ARV. Jangan memakai St. John’s Wort bersama dengan ART.
Vagus nerve stimulan (VNS)
Vagus nerve stimulation (VNS) dapat membantu pasien dengan perawatan melawan depresi yang tidak membaik dengan obat-obatan. VNS seperti alat pacu jantung untuk otak. Pembendahan pemasangan perangkat yang difungsikan untuk mengirimkan sinyak listrik ke otak melalui saraf vagus di leher. Sinyal ini dipercayai dapat meringankan depresi dengan mengubah keseimbangan bahan kimia otak.
Electroconvulsive Therapy (ECT)
Pilihan lain untuk pasien dengan perawatan melawan atau melankolik depresi parah adalah terapi electroconvulsive (ECT.) Perawatan ini menggunakan electric charges untuk membuat sebuah controlled seizure. (Pasien tidak sadar untuk prosedur ini.) Serangan yang cepat merubah keseimbangan bahan kimia dalam otak. Ect membantu 80% sampai 90% dari pasien yang menerimanya, memberikan harapan baru bagi orang-orang yang tidak mampu membaik dengan obat-obatan. Terapi ini digunakan untuk mengatasi depresi berat,terutama pada penderita psikotik, penderida yang mengancam akan bunuh diri, dan penderita yang tiak mau makan.
Anti-depresitrisiklik.
Sering menimbulkan efek samping berupa mengantuk dan penambahan berat badan.
Obat ini juga menyebabkan peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah ketika penderita berdiri, pandangan kabur, mulut kering, linglung, sembelit, kesulitan untuk memulai berkemih dan orgasme yang tertunda. Efek ini disebut efek antikolinergik, yang lebih sering terjadi pada usia lanjut.
Anti-depresi yang mirip dengan trisiklik memiliki efek samping yang berbeda:
- Venlafaksin bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah yang ringan
- Trazodon menyebabkan priapisme (nyeri ketika ereksi)
- Maprotilin dan bupropion bisa menyebabkan kejang.
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
Efek sampingnya lebih sedikit dan biasanya lebih aman digunakan pada penderita depresi yang disertai kelainan jiwa. Efek samping yang terjadi berupa mual, diare dan sakit kepala; yang sifatnya ringan dan akan segera menghilang jika pemakaian obat dilanjutkan. SSRIs efektif digunakan pada depresi yang disertai oleh kelainan jiwa berikut:
- Distimia, yang memerlukan pemberian jangka panjang
- Penyakit obsesif-kompulsif
- Penyakit panik
- Fobia sosial
- Bulimia.
Kerugian utama dari SSRIs adalah sering menyebabkan kelainan fungsi seksual.
WANITA DAN DEPRESI
Wanita mengalami depresi satu setengah kali sampai dua kali dibandingkan pria. Ditegaskannya kembali bahwa tidak semua wanita mengalami hal tersebut.Namun, masalah perubahan hormonal sering dikaitkan dengan kecenderungan depresi. Ketika seseorang mengalami depresi, jumlah cairan kimia di dalam otak berkurang. Hal itu dapat menyebabkan sel otak bekerja lebih lambat. Cairan neurotransmitter tersebut adalah serotonin(ST). Bila terjadi ketidakseimbangan, akan menyebabkan depresi. Selain serotonin, ada zat penghantar saraf lain yang berperan menyebabkan depresi, seperti norepineprin, dopamine, histamin, dan estrogen. Estrogen yang merupakan hormon kaum wanita ini bertanggung jawab sebagai penyebab depresi. Ketika jumlah estrogen menurun akan memunculkan gejala-gejala depresi. Di samping itu, estrogen juga akan memberi pengaruh secara langsung timbulnya depresi itu sendiri. Di dalam tubuh wanita terdapat dua hormon yaitu estrogen serta progesteron. Keduanya bekerja bergantian, misalnya dalam kondisi menstruasi jumlah estrogen menurun sedangkan progesteron naik. Pada saat menstruasi atau pre-menstrual syndrome (PMS). penurunan estrogen pada wanita akan berpengaruh pada emosi. Selain perubahan hormonal, karakteristik wanita yang lebih mengedepankan emosional daripada rasional juga berperan. Ketika menghadapi suatu masalah, wanita cenderung menggunakan perasaan.